 |
| www.google.com |
Radar Surabaya adalah
anggota dari Jawa Pos yang saat ini memiliki 22 radar di pula Jawa-Bali, yang secara mandiri menjual Koran
yang terpisah denga Jawa Pos untuk di Surabatya. Radar Surabaya
sendiri memiliki cabang di kota lain di Jawa Timur seperti Radar Sidoarjo dan
Radar Gresik. Pada awal berdirinya pada Radar Surabaya bernama Koran Revormasi
Suara Indonesia yang lebih tentang bisnis. Namun setelah masa reformasi berubah nama menjadi Radar Surabaya.
Untuk korannya Radar Surabaya memiliki 12 halaman yang terdiri dari halaman pertama
sampai ketiga mengenai Surabaya,
halaman empat mengenai Jawa Timur, halaman lima
dan seterusnya mengenai ekonomi, iklan, selebriti dan kuliner, olahraga, dan terakhir mengenai panggung demokrasi. Koran inilah merupakan produk
dari Radar Surabaya, oleh karena itu Radar Surabaya menjual informasi-informasi yang dihasilkan oleh karyawannya yaitu wartawan. Tentunya baik tidaknya sebuah Koran juga bergantung dari wartawan.
Lalu, bagaiman bisa menjadi wartawan yang baik?. Menurut Bapak Fail, “wartawan
itu adalah hobi namun wartawan mempunyai komitmen yaitu waktu”. Kerena wartawan
dituntut untuk cepat dan sigap mengambil suatu momen. Menjadi wartawan tidaklah
mudah, terutama untuk wartawan yang meliput kejadian kecelakaan, mungkin harus
meninggalkan sejenak rasa manusiawinya untuk menolong korban kecelakaan karena
wartawan ini justru bekerja pada titik momen ini yaitu mengambil gambar sebanyak
mungkin. Tetapi tidak semua wartawan bekerja meliput bencana, ada pula wartawan
yang bertugas dengan menyamar seperti orang biasa untuk hal investigasi,
kemudian ada wartawan yang bertugas dengan seragamnya untuk meliput pers yang
formal contohnya bertemu dengan orang-orang penting.
 |
| www.google.com |
Setelah meliput pastinya berita tersebut ditulis dan akan dimuat dalam koran. Penulisan berita
harus memilih angel yang tepat
sehingga berita dapat disajikan membuat pembaca mau untuk membacanya. Disinilah hal terpenting untuk
wartawan harus pandai mewawancarai narasumber, beri terus pertanyaan-pertanya
sampai narasumber bertanya “kapan kita bisa selesai?”, namun wartawan harus
berani memotong pembicaraan saat narasumber keluar dari topik karena jangan
sampai justru narasumber itu mengelabui wartawan. Contohnya narasumber akan berbelit dan bercerita panjang lebar sehingga waktu wawancara akan habis dan wartawan akan
tidak dapat mendapatkan jawaban dari topik yang diinginkan.
Wartawan juga dituntut dengan waktu
karena berita yang diliput harus ditulis secepat mungkin dan segera dimuat
dikoran pda hari itu juga. Sehingga sering terjadi kesalahan mengetik dan
bahkan hasil beritanya kurang tajam. Dalam hal ini peran yang sangat penting
adalah seorang redaktor. Redaktor harus bisa membenarkan kesalahan pengetikan
dan tanggung jawab pada artikel yang akan dimuat, apabila artikel yang dirasa kurang
tajam maka redaktor harus melakukan Stoper yaitu memasang
halaman iklan pada bagian halaman yang belum terisi.
Pengetahuan yang bermanfaat ini saya dapatkan saat mengikuti Pelatihan
Jurnalistik Tingkat Lanjut yang berkunjung ke
Radar Surabaya, semoga membawa manfaat dan pengetahuan untuk pembaca.